Minggu, 28 September 2008

Puisi-puisiku (mengapa mengapi)

Mengapa Mengapi

dada kutegak wajah kuarah tangan kuangkat
takbir kugegar mulut kumatkamiti ayat-ayat
namun
mengapa mengapi?

Dada diinjak
wajah tengadah
tangan menadah si penjarah
gegar takbir memecah turik si tungkik
muncung robek kumatkamiti ayat yang tak dikomit
ucap memelas pada penindas

karena dada kutegak pada adaku
wajah kuarah pada mauku
tangan kuangkat demi agungku
Allah kuucap kuingat aku
ayat kukumatkamiti bela kumatku
kepalaku akuku, dadaku sukaku, tanganku tuk gapai anganku

tentu mengapi.....

Kepala kutunduk pinggang kutekuk
tasbih terucap getaran lidah antuki gigi
tapi, mengapa mengapi?
Kepala diinjak, pinggang dikebat beban ditungang binatang
kuucap Allah tasbihi tiran meng-allah
muncung tak ucap kalam melainkan mamam

karena kutaruh kepala serata perut
rongga dada serata pantat
senar hati digetar puki
lubang mulut ucap carut kukata tasbih padahal kentut
pinggang kutekuk kukata rukuk padahal bungkuk pada si beruk

pastilah mengapi.....

kepala kusungkur mencium tanah
muncungku tasbih memuji Allah kecipak lidah dengan ludah
mata memerah basah
dada buncah
hati pasrah.....
kalau ya, mengapa mengapi?
karena tanah di kening yang membenak
lubang burit itulah puncak
di hati kontol yang mengontrol
Tasbih dimulut padahal carut
bagi saudara yang aku hasud
mata memerah basah dek marah menanah
dada membuncah resah maui darah
hati pasrahi diri meng-Allah

ya, pasti mengapi.

dada kutegak wajah kuarah
bibir tasyahud
shalawat dan salam akhiri kalam
kalau memang begitu, mengapa mengapi?

dada kutegakdengan dayaku
wajah kuarah pada diriku
tasyahud jiwaku : akulah Allah ucapkulah sunnah
ditanganku neraka dan jannah
shalawat tertuju bagi diriku
syafaat bagi yang ikut aku
laknat kutukku tuk yang melainiku.
tentu saja mengapi.

-ramadhan 1422 H




Tidak ada komentar: